Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Al-Quds’ Category

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON–Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Andro Chapiro menegaskan bahwa pihak pemerintah Obama akan memberikan bantuan militer keamanan kepada Israel. Yang menyedihkan, bantuan kali ini akan menjadi terbesar sepanjang sejarah hubungan Israel–Amerika.

Chapiro menegaskan, bantuan Amerika selama 10 tahun terakhir bernilai sebesar 30 miliar dolar. Ini belum termasuk bantuan kerjasama pembuatan sistem keamanan Kubah Baja Anti Roket jarak dekat senilai 2,5 juta dolar untuk melindungi permukiman Israel.

Dalam sambutannya di Lembaga Studi Pro Kshinger di Washington, Chapiro menegaskan bahwa peningkatan kekuatan Israel dalam menghadang roket perlawanan tidak akan membantu terwujudnya solusi dua negara.

Sebaliknya, solusi dua negara, menurutnya, tidak akan menghentikan ancaman roket. “Namun kami mendukung Israel dengan sistem keamanan Kubah Baja untuk memberikan kepercayaan diri Israel dalam mengambil keputusan di masa depan dalam rangka perdamaian utuh,” tegasnya.

Ia menegaskan, bantuan keamanan Amerika kepada Israel lebih dari karena faktor kedekatan dan simpati atau kecintaan. Menurutnya, bantuan keamanan itu karena Israel juga memperkuat keamanan nasional Amerika.

Pernyataan ini disampaikan pada saat delegasi Amerika George Mitchael ke Timur Tengah untuk mendorong Fatah agar menggelar perundingan langsung dengan Israel.

Read Full Post »

Mesir telah menghancurkan ratusan terowongan Palestina yang melintasi perbatasan dengan Jalur Gaza sebagai bagian dari blokade Israel-Mesir pada wilayah tersebut.

Pemerintah Mesir pada hari Minggu mengumumkan bahwa mereka telah menghancurkan sekitar 400 terowongan sejak awal tahun 2010 dengan dalih untuk melawan penyelundupan barang dan senjata, kantor berita Ma’an melaporkan.

Hal ini berlangsung bertahun-tahun semenjak blokade Israel yang melumpuhkan Jalur Gaza menyebabkan orang-orang miskin membuat jaringan terowongan bawah tanah lintas-perbatasan sebagai upaya terakhir untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka ke wilayah itu.

Mesir melakukan serangan rutin pada apa yang warga Gaza lihat sebagai “rute pasokan,” dan pada saat mengisi mereka dengan gas atau air, sementara itu telah didirikan sebuah dinding baja dengan pondasi yang dalam di perbatasan Rafah untuk mengganggu penggalian terowongan tersebut.

Awal bulan ini, sembilan terowongan di perbatasan dengan Gaza diserang oleh pasukan Mesir dan seorang  warga Palestina ditangkap bersama dengan sejumlah barang yang hendak dibawa menuju wilayah Gaza.

Mesir telah menolak untuk membuka perbatasan Rafah – satu-satunya perbatasan yang tidak dikontrol oleh Israel – untuk rakyat Palestina di wilayah yang dikelola Hamas.

Pada tanggal 31 Mei, sebuah konvoi bantuan Gaza diserang di perairan internasional oleh tentara Israel, yang menewaskan sembilan aktivis di kapal Freedom Flotilla dan melukai puluhan lainnya.

Serangan teresbut, menguatkan kembali pengutukan terhadap pengepungan Gaza dan hukuman kolektif dari sekitar 1,5 juta warga Palestina yang tinggal di pesisir.

Menuai beberapa kritikan yang berkembang, Kairo akhirnya memutuskan untuk membuka perbatasan Rafah tetapi hanya untuk orang sakit, mahasiswa dan mereka yang diberikan izin oleh lembaga keamanan Mesir.

Israel mengatakan pada bulan Juni bahwa Kairo telah mendorong blokade atas Gaza, untuk memaksa penduduk miskin wilayah itu untuk bangkit melawan pemerintah Hamas yang terpilih secara demokratis di wilayah itu – Kairo dengan keras menolak tuduhan itu. (mediaumat.com, 6/7/2010)

Read Full Post »

Tidak akan ada negara Palestina dalam dua tahun ke depan, kata Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman pada hari Selasa (29/6) menanggapi kesulitan dalam perundingan perdamaian yang ditengahi AS serta perpecahan di antara rakyat Palestina.

“Saya adalah orang yang optimis, dan saya tidak melihat kemungkinan sebuah negara Palestina yang bangkit sebelum 2012,” kata Lieberman, seorang garis kanan dalam pemerintahan koalisi konservatif Netanyahu.

“Seseorang bisa bermimpi, dan membayangkan, namun kenyataan di lapangan adalah bahwa kita masih jauh dari mencapai pemahaman dan kesepakatan pada pembentukan negara Palestina pada tahun 2012″ kata Lieberman.

Lieberman tampaknya mengacu pada seruan oleh “Quartet” makelar perdamaian Timur Tengah – Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB – untuk sesuai pada tempatnya pada tahun 2012.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang meluncurkan pembicaraan langsung dengan Palestina di bulan Mei, telah menerima permintaan mereka untuk sementara bersikeras bahwa setiap negara akan dicukur dari beberapa kekuasaan dan kedaulatan atas seluruh Tepi Barat yang diduduki.

Pemerintahan yang didukung oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga menghadapi penentangan dari Hamas yang bermusuhan dengan negara Yahudi dan mengendalikan Jalur Gaza.

Abbas, yang berbicara di kota Ramallah, Tepi Barat, mengatakan dia berharap untuk mencapai kesepakatan damai “secepat mungkin,” menambahkan bahwa rakyat Palestina akan melakukan “apapun yang kita dapat dalam rangka mencapai solusi (dua negara) karena selama ini terjadi kebuntuan. ”

Perdana menteri Palestina, Salam Fayyad, mengatakan bahwa warga Palestina bisa mendeklarasikan kemerdekaan secara sepihak jika kebuntuan diplomatik terus, meskipun Abbas telah mengesampingkan kemungkinan ini.

Lavrov membela kebijakan Rusia yang secara terbuka terlibat dengan Hamas, tidak seperti mitra Quartet lainnya.

“Dalam semua pembicaraan kami dengan Hamas, kami telah berusaha untuk meyakinkan mereka untuk beralih ke trek politik dan mendukung inisiatif perdamaian Arab,” kata Lavrov.

Lavrov mengatakan bahwa kurangnya kemajuan dalam pembicaraan perdamaian Israel-Palestina berakibat radikalisasi di antara warga Palestina dan mengatakan dia berharap pembicaraan tidak langsung nantinya akan menghasilkan negosiasi langsung.(mediaumat.com, 30/6/2010)

Read Full Post »

[Al-Islam 510] “It’s not about jews nor muslim nor christian. It’s about humanity (Ini bukan masalah Yahudi, Muslim atau Kristen. Ini masalah kemanusiaan).” Itulah di antara kalimat yang diusung oleh salah satu organisasi mahasiswa Islam saat berdemo menyikapi tragedi paling mutakhir di Palestina.

Pernyataan tersebut boleh jadi mewakili sebagian kaum Muslim saat ini dalam menyikapi penyerangan pasukan Israel terhadap para relawan di Kapal Marvi Marmara–satu dari 6 kapal Armada Kebebasan (Freedom Flotilla)–yang menewaskan puluhan relawan pada hari Senin (31/5).

Memang, dengan hanya melihat tragedi mutakhir ini, siapapun akan menilai bahwa ini masalah kemanusiaan. Alasannya, Israel menyerang para relawan dari berbagai negara dan lintas agama. Korban serangan Israel pun tak hanya Muslim, tetapi juga non-Muslim.

Namun, ini tentu bukan satu-satunya alasan. Pasalnya, setiap kali Tragedi Palestina berulang, termasuk pembantaian besar-besaran oleh institusi Yahudi sekitar dua tahun lalu yang menewaskan ribuan Muslim Palestina, hal yang sama juga mengemuka. Intinya, semua itu tidak terkait dengan masalah agama (baca: Islam), tetapi semata-mata masalah kemanusiaan. Dengan demikian, ada faktor lain mengapa sebagian kaum Muslim memandang Tragedi Palestina semata-mata sebagai masalah kemanusiaan. Salah satunya, karena kesadaran politik umat Islam yang lemah. Akibatnya, mereka tidak sadar, bahwa Barat imperialis selalu berusaha menggeser isu Palestina semata-mata sebagai masalah kemanusiaan, bukan masalah agama. Pasalnya, musuh-musuh Islam itu amat paham, sekali kaum Muslim mengaitkan isu Palestina dengan masalah agama (Islam), mereka akan dengan mudah menyuarakan jihad (perang) melawan institusi Yahudi penjajah Palestina itu. Inilah yang tentu amat ditakuti institusi Yahudi dan ‘induk semangnya,’ yakni Barat imperialis.

Akar Masalah Palestina

Bagi kaum Muslim, akar persoalan Palestina (sejak Yahudi menjajah Palestina tahun 1948 hingga hari ini) sesungguhnya bersinggungan paling tidak dengan tiga aspek: (1) akidah/syariah Islam; (2) sejarah; (3) politik.

1. Aspek akidah/syariah.

Dalam pandangan Islam, Tanah Palestina (Syam) adalah tanah milik kaum Muslim. Di tanah ini berdiri al-Quds, yang merupakan lambang kebesaran umat ini, dan ia menempati posisi yang sangat mulia di mata kaum Muslim. Ada beberapa keutamaan dan sejarah penting yang dimiliki al-Quds. Pertamatanah wahyu dan kenabian. Rasulullah saw. bersabda, “Para malaikat membentangkan sayapnya di atas Syam dan para nabi telah membangun Baitul Maqdis (Al-Quds).” Ibnu Abbas menambahkan bahwa Rasulullah saw. juga bersabda, “Para nabi tinggal di Syam dan tidak ada sejengkal pun kota Baitul Maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana.” (HR at-Tirmidzi).

Kedua: Tanah kiblat pertama. Arah kiblat pertama bagi Nabi Muhammad saw. dan kaum Muslim setelah hijrah ke Madinah adalah Baitul Maqdis (al-Quds) sampai Allah SWT menurunkan wahyu untuk mengubah kiblat ke arah Ka’bah (QS al-Baqarah [2]: 144).

Ketiga: Masjid al-Aqsha adalah tempat suci ketiga bagi umat Islam dan satu dari tiga masjid yang direkomendasikan Nabi saw. untuk dikunjungi. Beliau bersabda, “Tidaklah diadakan perjalanan dengan sengaja kecuali ke tiga masjid: Masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah), Masjidil Haram (di Makkah), dan Masjid Al-Aqsha.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw. pun bersabda, “Sekali shalat di Masjidil Haram sama dengan 100.000 shalat. Sekali shalat di Masjidku (di Madinah) sama dengan 1000 shalat. Sekali shalat di Masjid al-Aqhsa sama dengan 500 shalat.” (HR ath-Thabrani dan al-Bazzar).

Kelima: tanah ibukota Khilafah. Yunus bin Maisarah bin Halbas bahwa Nabi Muhammad saw. pernah bersabda, “Perkara ini (Khilafah) akan ada sesudahku di Madinah, lalu di Syam, lalu di Jazirah, lalu di Irak, lalu di Madinah, lalu di al-Quds (Baitul Maqdis). Jika Khilafah ada di al-Quds, pusat negerinya akan ada di sana dan siapa pun yang memaksa ibukotanya keluar dari sana (al-Quds), Khilafah tak akan kembali ke sana selamanya.”(HR Ibn Asakir).

2. Aspek Sejarah.

Tercatat bahwa Syam (Palestina adalah bagian di dalamnya) pernah dikuasai Romawi selama tujuh abad (64 SM-637 M). Namun, berita akan jatuhnya Syam dari imperium Romawi ke tangan kaum Muslim muncul kala Rasulullah saw. menghancurkan sebuah batu ketika penggalian parit di Madinah dalam rangka menghadapi kaum musyrik dari Makkah. Ketika itu Rasulullah saw. berkata, “Allah Mahabesar. Sungguh telah diberikan kunci Syam kepadaku.”

Cita-cita agung untuk merebut Syam dari imperium Romawi terus digelorakan oleh Rasulullah saw. kepada para Sahabat, di antaranya kepada Muadz pada suatu hari. Beliau bersabda, “Muadz! Allah Yang Mahakuasa akan membuat kalian sanggup menaklukkan Syam, setelah kematianku…”

Tepat pada tahun ke-8 H sebanyak tiga ribu pasukan yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah bergerak menuju Balqa’, salah satu wilayah Syam. Di sana sudah menanti bala tentara Romawi yang berjumlah dua ratus ribu di bawah pimpinan Herqel, seorang kaisar Romawi. Sampailah detik-detik yang menegangkan: tiga ribu pasukan kaum Muslim berhadapan dengan kekuatan besar berjumlah dua ratus ribu pasukan. Saat itu, sebagian Sahabat berharap agar Rasul saw. mengirim tentara tambahan. Namun, seorang sahabat bernama Abdullah bin Rawahah memberikan semangat kepada seluruh pasukan sembari berkata, “Wahai kaum Muslim, demi Allah…bersaksilah bahwa kita tidak berperang karena banyaknya pasukan. Kita tidak berperang melawan mereka kecuali atas nama Islam yang Allah telah memuliakan kita karena Islam. Berangkatlah, berjihadlah! Sesungguhnya hanya ada satu pilihan bagi kita, menang atau syahid!”

Saat pasukan kaum Muslim mendengar seruan ini, mereka segera bangkit melawan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya walau dengan jumlah yang tidak seimbang. Dalam pertempuran itu, panglima perang kaum Muslim, Zaid bin Haritsah syahid, dan diganti oleh panglima kedua, Ja’far bin Abi Thalib. Ja’far pun syahid, lalu tonggak kepemimpinan diserahkan kepada panglima Islam yang ketiga, Abdullah bin Rawahah. Beliau pun syahid. Akhirnya, pasukan Islam dipimpin Khalid bin Walid.

Perjuangan panjang dan melelahkan kaum Muslim itu baru menuai hasil pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. (638 M).

Namun sayang, setelah dikuasai kaum Muslim sekian abad hingga masa Kekhilafahan Abbasiyah, tanggal 25 November 1095, Paulus Urbanus II menyerukan Perang Salib dan tahun 1099 pasukan Salib menaklukkan al-Quds. Mereka membantai sekitar 30.000 warga al-Quds dengan sadis tanpa pandang bulu (wanita, anak-anak dan orang tua).

Namun, alhamdulillah, pada tahun 1187, Salahuddin al-Ayyubi sebagai komandan pasukan Muslim berhasil membebaskan kembali al-Quds dari pasukan Salib yang telah diduduki selama sekitar 87 tahun (1099–1187).

3. Aspek politik.

Aspek politik dari isu Palestina ini tidak bisa dilepaskan dari zionisme dan imperialisme Barat. Zionisme adalah gerakan orang-orang Yahudi untuk mendirikan negara khusus bagi komunitas mereka di Palestina. Theodore Hertzl merupakan tokoh kunci yang mencetuskan ide pembentukan negara tersebut. Ia menyusun doktrin Zionismenya dalam bukunya berjudul Der Judenstaad’ (The Jewish State). Secara nyata, gerakan ini didukung oleh tokoh-tokoh Yahudi yang hadir dalam kongres pertama Yahudi Internasional di Basel (Swiss) tahun 1895. Kongres tersebut dihadiri oleh sekitar 300 orang, mewakili 50 organisasi zionis yang terpencar di seluruh dunia.

Sebagai gerakan politik, zionisme tentu membutuhkan kendaraan politik. Zionisme lalu menjadikan Kapitalisme–yang berjaya dengan imperialismenya–sebagai kendaraan politiknya. Zionisme ternyata berhasil menuai berbagai keuntungan politis berkat dukungan imperialisme Barat sejak dimulainya imperialisme (penjajahan) tersebut hingga saat ini.

Karena kesadaran pengikut zionis akan pentingnya bersandar kepada pihak luar, maka mereka bergabung dengan sentral kekuatan imperialisme yang mampu untuk menjamin perlindungan dan keamanan terhadap mereka. Untuk itu, zionis Yahudi memindahkan kegiatan dan markas mereka ke Amerika, agar terus mendapat jaminan perlindungan dan keamanan Amerika.

Zionis dan Imperialis=Teroris!

Eratnya hubungan zionisme dengan imperialisme AS dapat dilihat dari beberapa fakta berikut. Semasa masih menjadi presiden, Bill Clinton (14/8/2000), misalnya, pernah berkata, “Kami harus menjalin hubungan erat dengan Israel, sebagaimana telah saya lakukan sepanjang kekuasaan saya sebagai presiden dan sepanjang 52 tahun lampau.”

Pada awal-awal kekuasaannya sebagai presiden AS, George W. Bush, ketika mengucapkan selamat kepada Ariel Sharon dalam Pemilu tanggal 6/2/2001, juga menyatakan, “Amerika akan bekerjasama dengan semua pemimpin Israel sejak berdirinya pada tahun 1948. Hubungan bilateral kami sangat kokoh layaknya batu karang…”

Presiden AS saat ini, Barack Obama, sejak awal kampanyenya untuk pemilihan presiden, juga mengungkapkan hal senada: dukungan total dan tanpa syarat terhadap Yahudi-Israel.

Demikianlah sikap resmi pemerintah AS terhadap Israel dari dulu hingga kini. Wajar jika berbagai kebijakan politik yang kotor dan kejam yang ditempuh Israel di Timur Tengah akan selalu mendapatkan dukungan dari AS. Karena itu, baik zionis maupun imperialis seperti AS sesungguhnya adalah teroris!

Sikap Umat Islam

Jelas dari paparan di atas, isu Palestina sesungguhnya akan selalu berkaitan dengan aspek agama, sejarah dan politik; bukan semata-mata masalah kemanusiaan. Karena itu, belum terlambat waktunya bagi kaum Muslim untuk menyadari bahwa musuh mereka saat ini adalah Zionisme Yahudi dan Imperialisme Barat (terutama AS). Kaum Muslim harus sadar bahwa akar masalah Palestina adalah keberadaan negara Israel yang berdiri di atas tanah milik kaum Muslim yang telah mereka rampok. Jadi solusinya jelas, yaitu memobilisasi tentara negeri-negeri Islam untuk menghancurkan negara Israel dan mengusir Yahudi dari tanah Palestina. Sayangnya solusi ini tidak dapat dilakukan selama kaum Muslim terpecah belah dan dipimpin oleh pemimpin yang tuduk di bawah hegemoni Barat. Karena itu, kaum Muslim harus bersatu membangun sebuah institusi yang kuat, yakni sebuah negara yang berbasiskan ideologi Islam. Sebab, ideologi Barat–yakni Kapitalisme yang melahirkan imperialisme dan zionisme–hanya mungkin dilawan dengan ideologi Islam. Begitu pula negara semacam AS dan Israel hanya mungkin dapat dilawan dengan Negara yang menyatukan kaum Muslim, yakni Khilafah Islam.

]وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ[

Allah SWT berkuasa atas urusan-Nya, namun kebanyakan manusia tidak memahaminya (QS Yusuf [12]: 21).

KOMENTAR AL-ISLAM:

Pemerintah Kelola Bantuan Gaza (Republika, 8/6/2010).

Harusnya Pemerintah juga mengelola tentaranya untuk memimpin jihad ke Palestina.

Read Full Post »

eramuslim.com, Tiga perempat dari anggota Senat AS menandatangani surat yang ditujukan kepada Sekretaris Negara Hillary Clinton untuk mengingatkan pemerintah akan arti pentingnya hubungan dengan Israel.

Dipublikasikan pada hari Selasa kemarin (13/4), surat tersebut diedarkan oleh Senator Barbara Boxer dan Johnny Isakson serta ditandatangani oleh 76 dari rekan-rekan mereka di parlemen.

“Dari saat penciptaan Israel, berturut-turut pemerintah AS telah menghargai hubungan khusus antara kedua negara,” kata surat para senator tersebut yang didukung kuat oleh AIPAC lobi kelompok pro-Israel.

“Dengan membantu menjaga Israel dengan kuat, Amerika Serikat telah membantu mengurangi ancaman terhadap keamanan Israel dan ikut memajukan perdamaian dengan pemerintah Israel.”

Mengakui adanya perbedaan pendapat tentang isu-isu khusus dalam proses perdamaian Timur Tengah, surat seruan untuk pemerintah tersebut menuntut adanya penyelesaikan perbedaan “secara damai dan dalam cara yang selayaknya dengan sekutu strategis” AS dan tidak merugikan kepentingan bersama.

“Kita tidak boleh melupakan kedalaman dan luasnya aliansi kita dan selalu melakukan yang terbaik untuk memperkuat hubungan yang menguntungkan kedua negara selama lebih dari enam dekade,” kesimpulan surat itu.

House of Representatives (parlemen) AS telah mengirim surat yang sama ke Clinton selama akhir pekan, yang juga ditandatangani oleh lebih dari tiga-perempat dari anggota badan legislatif yang berjumlah 435 orang.(fq/prtv)

Read Full Post »

Older Posts »