Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Berita’ Category

JAKARTA (voa-islam.com) – Markas Jaringan Islam Liberal (JIL) diberi kado bom yang dikemas dalam buku tebal, Selasa (15/3/2011). Paket itu ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla pendiri JIL, dialamatkan ke kantor KBR 68 H, Jl. Utan Kayu 68 H, Jakarta Timur. Paket itu datang pukul 10 WIB di resepsionis. Paket berbungkus sampul cokelat tersebut berisi buku berjudul ”Mereka Harus Dibunuh karena Dosa-dosanya terhadap Kaum Muslimin.” Ketika dibuka, di dalam buku ada kabel, jam dan batere. Penemuan ini langsung dilaporkan kepada satpam, yang meneruskan laporan itu ke Kepolisian setempat.

Sekitar pukul 16.05 WIB, bom meledak di. Akibat paket bom itu, tangan Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan itu terputus. Ketika itu, paket tersebut sedang diperiksa polisi dengan metal detector, ternyata alat itu berbunyi dan bom itu gagal dijinakkan. Di saat ledakan keras itu terjadi, tangan kiri sang polisi berdarah-darah, terlihat putus.

Bila dicermati, banyak kejanggalan dalam kasus Bom Utan Kayu ini, di antaranya:

1. Bom dialamatkan untuk Ulil Abshar Abdalla tapi dikirimkan ke kantor berita KBR 68H. Ulil memang salah satu dedengkot JIL yang bermarkas di KBR 68H, namun sudah lama sekali sejak Ulil menjadi salah satu ketua DPP Partai Demokrat ia jarang sekali datang ke 68H dan lebih banyak berkantor di DPP Partai Demokrat.

2. Lalu kenapa bom dikirimkan ke Kantor berita 68H, karena mudah diduga akan cepat mendapatkan blow up media massa. Termasuk tujuan untuk mengangkat kembali citra JIL dan upaya liberalisasi Islam di Indonesia oleh kalangan liberal yang suka bermarkas di kantor 68H. Seperti diketahui bahwa JIL sudah tidak lagi populer saat ini dan tidak laku di kalangan masyarakat bawah.

….Bom ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla tapi dikirimkan ke kantor berita KBR 68H. Padahal Ulil jarang sekali datang ke 68H sejak menjadi salah satu ketua DPP Partai Demokrat. Ia lebih banyak berkantor di DPP Partai Demokrat…
3. Kecerobohan aparat kepolisian dalam menyikapi paket yang mencurigakan, seolah-olah tidak memiliki standard operational procedur (SOP). Dalam SOP, yang punya kewenangan menjinakkan bom adalah tim gegana. Namun dengan cerobohnya beberapa aparat yang sok jagoan tnpa menggunakan pengaman membuka paket itu sehingga menjadi korban. Atau dikorbankan?

4. Dalam buku paket bom itu tertulis nama penyusunnya adalah Drs. Sulaiman Azhar, Lc. Selama ini sangat jarang orang yang memiliki dua gelar kesarjanaan Drs dan Lc, namun tentu tidak mustahil adanya.

5. Terlalu mudah untuk ditebak sasaran tembak bom ulil yang sangat vulgar kemana arah dampak bom itu dituju, yakni kalangan dan kelompok Islam yang dianggap radikal. Selama ini pola bom-bom yang kemudian mengarah kepada penangkapan aktivis Islam dan pemburukan citra Islam tidak secara langsung mengarah kepada Islam.

6. Terlalu polos kalau ada aktivis Islam melakukan tindakan itu secara terang benderang seperti bom ulil itu. Bagi yang paham pola perjuangan Islam pola itu mungkin tidak pernah terpikirkan.

7. Kenapa lama sekali tim gegana datang ke lokasi, sementara siang hari adalah waktu jalan raya agak lengang?

8. Kenapa intelijen aparat absen dengan kemungkinan bom ulil ini? Sementara untuk bom-bom yang lain aparat mampu mengendusnya jauh sebelum kejadian.

9. Kenapa ada staf kantor yang begitu tidak sopan mengintip paket untuk orang lain? Kenapa waktu ia dengan tidak sopannya membuka paket itu bom tidak meledak dan meledak saat polisi yang membukanya? Kenapa harus polisi? Apakah bukan karena agar polisi marah dan dendam akibat personilnya terluka. Sekali lagi kenapa tidak menunggu sampai tim gegana datang?

10. Aneh! Bom dalam bentuk buku itu sempat-sempatnya difoto??? Gunanya jelas…

11. Jika kita melihat video detik-detik ledakan itu, disana tidak terlihat adanya police line, malah Kompol Dodi Rahmawan yang sedang membuka berusaha menjinakkan bom itu disaksikan warga dari dekat. Coba anda perhatikan secara saksama rekaman video setelah bom meledak dan kamera yang bergoyang ke sana kemari memperlihatkan kondisi di sekelilingnya dan menunjukkan tidak adanya garis polisi serta warga yang menonton dari dekat.

12. Kenapa Polisi tidak menjauhkan warga dari resiko meledaknya Bom tersebut???

13. Kenapa tidak menunggu gegana saja untuk menjinakkan buku yang diduga kuat bom itu? Kenapa Kompol Dodi begitu berani membongkar bom itu tanpa pelindung sedikitpun? Apakah dia memang sudah mengetahui jika bom buku itu berdaya ledak rendah?

14. “Polisi telah menghubungi gegana namun gegana tak kunjung datang. Kompol Dodi Rahmawan meminta anggotanya untuk meminta petunjuk gegana.” Gegana tak kunjung datang, malah memberi petunjuk cara penjinakkan kepada Kompol Dodi. Rasanya tidak masuk akal jika dalam keadaan seperti itu, tim gegana malah menyuruh kompol Dodi untuk menjinakkan bom itu. Mungkin Tim Gegana lagi males kali ya.. Kalaupun tim gegana memberi petunjuk kepada Kompol Dodi, apakah mungkin gegana menyuruh Kompol Dodi untuk menyiram buku yang berisi kabel dan logam berbentuk kotak itu dengan air??? Anehnya lagi kalaupun memang Tim Gegana memberi petunjuk, kenapa Kompol Dodi malah berkata bahwa dia kira itu hanyalah mercon. :-/ :-/Adakah mercon pake kabel??? iya itu mercon, tapi gede, mercon gede itu disebut bom..

15. Kasat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Imam Margono mengaku tidak memberi arahan apa-apa kepada Kompol Dodi apalagi memberi perintah untuk menyiram bom itu dengan air, “itu tindakan bodoh” katanya. Malang nian nasib Komisaris Polisi Dodi. Sudah tangan putus, dimarahin atasan pula.

16. Gegana datang sejam setelah bom meledak. Ko bisa ya? 1 jam setelah meledak baru datang. Kaya polisi india aja.Orang dah pada kemana…superhero baru nongol..mau jinakin apa pak?

Jawaban Kapolri soal Keterlambatan Gegana

“Itu bukan karena terlambat, tapi memang pukul 13.30 WIB baru lapor ke polisi,” kata Kapolri Timur Pradopo. Dua jam setengah ternyata bukan waktu yang cukup bagi Tim Gegana hanya untuk datang ke lokasi pelapor. Jadi harus nunggu tiga jam setengah baru dateng ke lokasi pelapor, belum waktu penjinakkannya.

Aneh sekali, ketika kasus terorisme yang baru diduga ada bahan peledak Densus 88 dan Gegana begitu sigap dan profesional. Tetapi kenapa tidak pada kasus bom Utan kayu yang jelas-jelas bom itu sudah di depan mata?

Sekali lagi, apa yang mendorong Kompol Dodi untuk menjinakkan bom itu sendiri??

Dan siapa Anggota Tim Gegana yang dimintai arahan oleh Kompol Dodi untuk menjinakkan bom itu?

Kenapa Gegana begitu terlambat dan tidak tanggap atas laporan bom ini?

Kejanggalan ini diperkuat oleh Mustofa B Nahrawardaya, pengamat dari Indonesian Crime Analys Forum yang meyakini bahwa bom ini adalah konspirasi intelijen.

“Bom ini saya yakini dibuat oleh intelijen hitam yang ingin menciptakan suasana tidak kondusif di tengah kontroversi sidang Abu Bakar Ba’asyir,” tegas Mustofa

Cukup masuk akal pendapat Mustofa yang dilansir detik.com di atas. Di tengah konspirasi busuk pemerintah untuk kembali memenjarakan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir namun mereka tidak cukup bukti, hingga persidangan sandiwara terus berlanjut dengan tuduhan-tuduhan ringan namun diperumit. Pemerintah harus menciptakan bukti lain untuk menyempurnakan sandiwara.

Kesimpulannya, peristiwa ini seolah telah dirancang begitu rupa. Karena jika melihat keanehan yang terlihat dari Tim Gegana yang bom seolah dipaksa untuk meledak untuk memakan korban agar bisa menimbulkan atau mengalihkan isu.

Atau mungkin jika memang semua ini berhubungan dengan Persidangan Ust. Abu maka mereka akan mencari pelaku yang akan kembali disangkut-sangkutkan dengan Ustadz Abu untuk memperkuat bukti Jaksa penuntut Ustadz Abu.

Seperti sering aktivis JIL bilang, “rakyat sudah semakin cerdas bos….!” [Wildan Hasan]

Read Full Post »

Media-media Amerika Serikat mengungkap bahwa pemerintah Washington sebagai aktor utama kebocoran dokumen-dokumen di situs WikiLeaks. Koran Jomhouri Eslami cetakan Tehran, Senin (6/12) menulis, “Di tengah kegusaran para pejabat AS atas bocornya sejumlah kawat diplomatik di situs WikiLeaks, sejumlah pemimpin redaksi senior majalah Newsweek menegaskan bahwa ada koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri AS dalam merilis dokumen-dokumen tersebut.”

Menurut keterangan mereka, pemerintah Barack Obama memberi pertimbangan dalam menyeleksi dokumen itu dan juga mempublikasikan, membesar-besarkan atau membatalkan publikasi konten tertentu. Padahal tanpa pengakuan ini juga terlihat ada gerakan terorganisir yang menargetkan tujuan-tujuan tertentu.

Pernyataan eksplisit dari orang-orang yang terlibat menerbitkan dokumen-dokumen tersebut membuktikan bahwa para pejabat Washington selain tidak gusar atas perilisan itu, tapi malah berusaha mengeksploitasi momen itu untuk tujuan tertentu dan progam politik.

Menurut koran Jomhouri Eslami, Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benyamin Netanyahu menyambut langkah WikiLeaks dan mengatakan, “Untungnya semua dokumen itu tidak ada yang anti Israel dan Tel Aviv sama sekali tidak mengkhawatirkan publikasi dokumen-dokumen tersebut.”

Situs WikiLeaks juga mengkonfirmasikan publikasi empat juta dokumen rahasia pemerintah AS dalam waktu dekat. Sambutan luar biasa Netanyahu adalah bukti bahwa ia yakin bahwa dokumen-dokumen berikutnya juga sama sekali tidak akan mengancam kepentingan Israel.

Ini berarti para pejabat Israel yakin bahwa informasi-informasi yang akan dibocorkan sudah difilter secara rapi dan mustahil bila tidak ada informasi tentang Israel yang bocor.

Tapi masalah yang lebih penting dari itu adalah perilaku Washington yang mencurigakan terhadap kebocoran dokumen-dokumen rahasia dalam jumlah besar, tulis Jomhouri Eslami.

Para pejabat Amerika dan dinas-dinas intelijen sebelumnya menunjukkan aksi intensitas setinggi mungkin terhadap tersangka dan bahkan mereka yang entah bagaimana bisa mengakses informasi rahasia, sementara sekarang dengan volume besar informasi yang bocor, pemerintah AS tidak menunjukkan reaksi yang sesuai dengan dimensi bahaya dan kerugian yang mereka derita.

Pejabat Washington hingga kini belum menunjukkan reaksi kerasnya atas kebocoran empat juta dokumen rahasia milik lembaga diplomasi AS. (IRIB, 6/12/2010)

 

Read Full Post »

Dua Perkara Substansial yang menghancurkan kemanusiaan dilakukan Obama dan Presiden AS lainnya : Pembunuhan dan Perampokan

Ada dua poin penting dari pidato Obama di Universitas Indonesia (Rabu; 10/11/2010) penuh racun dan kebohongan. Seperti lazimnya presiden AS yang lain Obama dalam kuliah umumnya kembali ‘mengajarkan’ kita tentang demokrasi, HAM,pluralism, dan pasar bebas. Dikemas dengan retorika menarik dan simpati dengan dua senjata ampuh : pujian terhadap Indonesia dan nostalgia masa lalu. Membius meski yang disampaikan racun.

Demokrasi adalah racun dan ide kufur. Dengan prinsip utama kedaulatan di tangan rakyat demokrasi telah menjadi akal dan hawa nafsu manusia menjadi standar dalam membuat hukum (mashdarul ahkam). Padahal dalam Islam, hak membuat hukum hanyalah milik Allah SWT (QS Yusuf : 40).Demokrasi telah melahirkan UU dan kebijakan yang berdasarkan hawa nafsu yang merugikan rakyat seperti UU Migas, UU Penanaman Modal, UU Kelistrikan dan lainnya.

HAM dengan pilar utama liberalisme juga racun yang tak kalah berbahaya. Liberalisme agama,bukanlah sekedar kebolehan beragama tapi juga kebebasan untuk keluar dari agama (termasuk murtad dari Islam), bahkan tidak beragama sekalipun. Liberalisme terbukti telah menumbuh suburnya kemaksiatan yang menjadi pangkal kemurkaan Allah SWT. Pelaku dan pendukung homoseksual, seks bebas, pornografi, aliran sesat , selalu mengedepankan argumentasi HAM untuk membenarkan kemaksiatan mereka.

Adapun pluralism , bukanlah sekedar pengakuan tentang keberagaman (pluralitas) yang sebenarnya tidak dipersoalkan dalam Islam . Tapi ide pluralism memiliki racun tersembunyi, berupa pengakuan terhadap kebenaran semua agama dengan alasan sama-sama pengikut Tuhan. “We are all God’s follower (kita semua pengikut Tuhan)” demikian Obama menyebutnya . Secara politik pluralisme juga menjadi alat untuk menghalangi tegaknya syariah Islam yang merupakan kewajiban aqidah muslim . Alasannya, semua agama harus dihargai dalam masyarakat.

Point penting kedua dari kuliah umum Obama adalah kebohongan. Dalam pidatonya Obama mengatakan : the United States is committed to human progress ( Amerika Serikat berkomitmen untuk kemajuan manusia). Apa yang dilakukan oleh AS bukanlah untuk kepentingan kemanusian tapi elit pemilik modal . Untuk itu mereka menghalalkan segala cara. Termasuk melakukan dua hal substansial yang menghancurkan kemanusian:pembunuhan dan perampokan. Dua perkara substansial ini secara konsisten dilakukan oleh presiden Amerikan termasuk Obama.

Negara itu sampai sekarang masih melakukan pembunuhan terhadap umat Islam di Iraq, Afghanistan, dan Pakistan. Amerika merampok kekayaan alam dunia ketiga yang kaya termasuk Indonesia, sementara rakyat yang dirampok hidup dalam kemiskinan. Seperti apa yang AS lakukan di Papua, Aceh, Riau, Blok Cepu, atau Natuna.

Dalam hubungan AS dan Islam, Obama mengatakan tidak memerangi Islam tapi al Qaida yang dia sebut sebagai teroris. Masalahnya, siapapun yang tidak sejalan dengan Amerika dan menentang penjajahan Amerika termasuk rakyat sipil akan disebut sebagai Al Qaida atau berhubungan dengan al Qaida. Itu berarti mereka berhak untuk dibunuh.

Obama disatu sisi menyatakan rakyat Amerika dan dunia terancam oleh kelompok teroris , di sisi lain Obama menutup mata bagaimana tentara-tentera Amerika melakukan teror dan pembunuhan terhadap ratusan ribu umat Islam. Obama juga tidak menyinggung sama sekali teror yang dilakukan tentara Zionis Israel .Pertanyaan kita, apakah bagi Obama hanya rakyat Amerika yang disebut manusia yang harus dilindungi , sementara nyawa umat Islam di Irak,Afghansitan, dan Palestina bukan manusia atau dia anggap binatang hina ?

Berkaitan dengan Afghanistan, Obama menggunakan kalimat-kalimat kunci seperti AS bersama koalisi negara-negara (a coalition of nations ), membangun pemerintah dan masa depan Afghanistan, memberi tempat yang aman bagi ekstrimis kekerasaan (violent extremists).

Istilah koalisi negara jelas untuk mendapat legitimasi internasional . Disisi lain, Obama tampaknya dengan sengaja menyembunyikan kata tentara koalisi , padahal yang dikirim ke Afghansitan adalah tentara-tentara koalisi ¸ NATO dengan mayoritas tentara Amerika . Sejak dilantik sebagai Presiden Januari 2010 lalu, jumlah pasukan Amerika di Afghanistan meningkat tiga kali lipat hingga mencapai 150 ribu personel tentara.

Obama sengaja menutupi motif ekonomi Amerika di Afghanistan dengan menyalahkan apa yang disebut dengan kelompok ekstrimis kekerasan. Padahal bukan merupakan rahasia lagi, kalau tujuan penting politik luar negeri Amerika disamping kepentingan politik tidak bisa dilepaskan dari ekonomi. Mengingat Afghanistan merupakan masuk dalam kawasan Eurasia yang strategis disamping Asia Tengah , Pakistan dan Barat Irian. Kawasan Eurasia adalah sangat strategis secara politik maupun ekonomi.

Zbigniew Brzezinski menggambarkan kawasan itu dengan kata-kata : “Eurasia is home to most of the world’s politically assertive and dynamic states. All the historical pretenders to global power originated in Eurasia. The world’s most populous aspirants to regional hegemony, China and India, are in Eurasia, as are all the potential political or economic challengers to American primacy. After the United States, the next six largest economies and military spenders are there, as are all but one of the world’s overt nuclear powers, and all but one of the covert ones. [A Geostrategy for Eurasia , Foreign Affairs, September/October 1997]

Karena itu tujuan Amerika sesungguhnya dikawasan itu antara lain : menghalangi hegemoni Rusia dan China terhadap Asia dan Eropa, menghalangi munculnya Daulah Khilafah, mengontrol sumber-sumber minyak dan gas di laut Kaspia dan Timur Tengah,mengontrol sumber-sumber hidrokarbon dari laut Kaspia dan Timur Tengah dan menjamin transportasinya ke kepentingan-kepentingan vitalnya.

Pernyataan Obama yang menyatakan AS bertujuan membangun pemerintah Afghanistan yang stabil adalah tipuan untuk menutupi maksud sebenarnya Amerika Serikat. Mirip yang dilakukan penjajah kolonialis lama yang sering mengatakan untuk membangun peradaban bangsa terbelakang untuk melegalkan penjajahan mereda di seluruh dunia. Apalagi semua tahu rezim Hamid Karzai yang korup adalah pemerintahan boneka yang dibentuk oleh Amerika Serikat dengan rekayasa demokrasi palsu.

Obama juga berbohong tentang mujahidin yang dia sebut ekstrimis kekerasan. Padahal yang dilakukan oleh mujahidin adalah membebaskan negara mereka dari penjajahan Amerika dan Barat. Kita juga mempertanyakan istilah ekstrimis kekerasaan (violent extremists) yang digunakan Obama . Kalau para mujahidin yang membela negaranya dari penjajahan dia sebut ekstrimis kekerasan, bagaimana dengan tentara NATO yang menggunakan berton-ton bom canggih , pesawat tanpa awak, dan zat kimia di Afghanistan yang membunuh kaum muslimin disana?

Adapun tentang Irak Obama membanggakan diri telah menarik 100 ribu pasukan dari Irak. Seakan-akan Obama tidak menginginkan peperangan dan cinta perdamaian . Kalau itu benar kenapa Amerika mengirim 30 ribu pasukan tambahan ke Afghanistan ? Kenapa pula Depertemen Luar Negeri AS berencana mengirim 7000 personil dari perusahaan kontraktor swasta yang tidak kalah kejamnya ke Irak ?

Surat kabar Inggris, The Guardian (ahad,15/8) menegaskan penarikan pasukan pendudukan Amerika dari Irak hanya “simbolis” saja untuk menyelamatkan Presiden Barack Obama dari warisan pendahulunya, George W. Bush.  AS berencana membuat Irak seperti Korea Selatan dengan menempatkan 30 ribu pasukan permanen di pangkalan militer AS yang tersebar di Irak.

Kenneth M. Pollack dalam tulisannya di Washington Post (22/08/2010) menyatakan klaim AS tidak lagi memiliki pasukan tempur di Irak adalah sekedar mitos. Menurutnya, dari sekitar 50.000 personil militer Amerika yang berada di Irak, mayoritasnya masih merupakan pasukan tempur – mereka hanya diberi nama lain.

Tampak sangat jelas Obama ingin mengesankan bahwa dia sedang mengupayakan perdamaian di Palestina. Sesuatu yang juga dilakukan oleh presiden Amerika lainnya namun tanpa hasil berarti. Penyebabnya perdamaian yang dimaksud Amerika mensyaratkan pengakuan terhadap penjajah Yahudi dan pelecutan senjata para pejuang Palestina .

Amerika juga sejak awal bukanlah mediator perdamaian yang netral, karena telah dengan tegas menyatakan berada pada pihak Israel. Obama bahkan menyatakan dukungannya terhadap negara Zionis Israel adalah harga mati yang tidak bisa diubah.

Usulan dua negara yang hidup berdamping (two states solution)juga omong kosong. Karena itu berarti mengakui legalitas penjajah Israel yang kuat yang berdampingan dengan negara merdeka Palestina yang semu karena tidak dibolehkan memiliki kekuatan yang dianggap mengancam negara Zionis itu.

Kita patut bertanya kalau Obama memang sunguh-sungguh menginginkan perdamaian kenapa AS dibawah Obama justru memperkuat militer Israel yang jelas-jelas digunakan untuk membunuh umat Islam. Dalam kampanyenya, Obama juga berjanji untuk meningkatkan bantuan Amerika ke Israel hingga 30 milyar dollar dalam jangka waktu 10 tahun. Amerika Serikat baru-baru ini menjual 20 jet tempur F-35 ke Israel. Semua tahu dengan persenjataan canggih bantuan Amerika itulah Zionis Israel melakukan pembantaian terhadap umat Islam di Gaza dan Lebanon Selatan.

Ironisnya di Universitas Indonesia yang mengklaim sebagai markas para intelektual itu , pidato Obama yang penuh racun dan kebohongan disambut dengan antusias dan tawa.Action speaks louder than words, perbuatan keji yang dilakukan Amerika adalah lebih penting untuk menunjukkan siapa Amerika dari pada kata-kata manis yang diumbar Obama. Bagaimana mungkin pemimpin negara yang paling banyak melanggar kemanusiaan di dunia ini dianggap layak untuk mengajari Indonesia. Dan kita lupa, tepuk tangan itu merupakan legitimasi terhadap penjajahan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT ! (Farid Wadjdi)

 

Read Full Post »

detik.com, Jakarta, Penyakitmenular di Indonesia masih sangat banyak mulai dari demam berdarah, malaria, macam-macam flu, kaki gajah hingga TBC. Banyaknya penyakit menular di Indonesia membuat AS tertarik untuk mempelajarinya.

Pemerintah Indonesia dan AS telah melakukan penandatangan kerjasama saat kedatangan Presiden AS Barack Obama 9-10 November 2010.

Kerjasama ini sangat penting bagi Indonesia, terutama untuk mempelajari mengenai penyakit tidak menular yang banyak terdapat di negara adidaya tersebut sedangkan AS akan mempelajari penyakit menular di Indonesia.

“Di dalam Comprehensive Partnerships (CP) Indonesia-United State, ada penandatangan kerjasama di dalam bidang sains dan tekonologi. Bidang kesehatan adalah satu dari bagian kerjasama iptek tersebut,” ujar Menteri Kesehatan RI, dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, usai memimpin upacara Hari Kesehatan Nasional (HKN) di halaman Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (12/11/2010).

Menurut Menkes, beberapa hal yang sudah dibicarakan antara Indonesia dan AS dalam kerjasama tersebut, antara lain tentang sister hospital, yakni rumah sakit kedua negara akan tukar menukar tenaga ahli dan pengalaman.

Juga dibicarakan kemungkinan kerjasama laboratorium untuk melakukan penelitian bersama, misalnya dengan tujuan untuk menemukan sebuah vaksin, terutama untuk penyakit kronis.

“Bentuk kerjasama ini hanyalah sebagian dari kerjasama lain. Kerjasama secara nyatanya nanti disana, misalnya dengan bagian Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau sama dengan Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) di Indonesia, juga badan litbang AS,” lanjut Menkes.

Menurut Menkes, tidak ada poin yang diprioritaskan, karena kerjasama ini tidak hanya dengan Kemenkes, tetapi juga lembaga lain seperti perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Menkes mengatakan, kerjasama ini sangat penting bagi Indonesia, terutama untuk mempelajari mengenai penyakit tidak menular yang banyak terdapat di negara adidaya Amerika dan sudah terlebih dahulu melakukan penanganan.

Sedangkan untuk AS, penting untuk mempelajari penyakit di Indonesia terutama yang menular, yang mana masih sedikit ditemukan di AS.

“Kita tukar menukar atau menambah pengetahuanlah. Untuk menindak lanjutinya, dibentuk semacam working group, tapi baru sebatas pembicaraan-pembicaraan. Mudah-mudahan tahun depan sudah direalisasikan,” tutup Menkes.

Read Full Post »

detik.com, Washington DC – Menyusul diresmikannya Rapat Komisi Bersama Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia oleh Hillary Clinton dan Marty Natalegawa, Kantor Deplu AS urusan Asia Timur dan Pasifik meluncurkan Panduan Rencana pelaksanaannya.

Seperti yang dilansir detikcom dari rilis yang dikeluarkan dari kantor Kementrian Luar Negeri AS di Washington DC, panduan tersebut diluncurkan untuk memberikan substansi ke Kemitraan komprehensif Indonesia-U.S, dan untuk menjajaki segala kemungkinan kerjasama untuk bidang-bidang yang lainnya, serta memperdalam kerjasama dengan prioritas sebagai berikut:

– Kerjasama Politik dan Keamanan

1. Untuk memperdalam dan memperluas kerjasama dalam mempromosikan tata pemerintahan yang baik, demokrasi, dan hak asasi manusia, dengan meningkatkan dialog dan pengembangan kapasitas melalui kerja sama bilateral, regional, dan inisiatif multilateral seperti Forum Demokrasi Bali (BDF);

2. Untuk menegakkan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental untuk semua atas dasar kesetaraan, dan untuk mempromosikan dan melindungi hak dan kebebasan di semua tingkat masyarakat dan bekerjasama dengan masyarakat internasional sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam PBB dan hak asasi manusia internasional instrumen;

3. Untuk bekerja sama melalui PBB dan bekerjasama dengan instansi terkait seperti ASEAN untuk menemukan kesamaan tentang perlindungan dan promosi hak asasi manusia;

4. Untuk menjadi mitra dalam memelihara perdamaian regional dan internasional dan keamanan di Asia Tenggara dan seterusnya. Untuk memperkuat pendekatan regional dan multilateral dalam mempromosikan perdamaian dan kerjasama internasional, termasuk melalui lembaga-lembaga yang relevan seperti ASEAN, ASEAN Regional Forum (ARF), dan PBB;

5. Untuk memperkuat pertahanan bilateral dan kerjasama keamanan melalui dialog dan pembangunan kapasitas yang sesuai dalam bidang-bidang seperti reformasi sektor keamanan, pelatihan, pendidikan, pertukaran personel, pertukaran intelijen, operasi pemeliharaan perdamaian, keamanan maritim, keselamatan nuklir dan keamanan, bantuan kemanusiaan operasi bantuan bencana, dan peralatan militer, untuk bekerja bersama di bawah kerangka pengaturan baru-baru ini ditandatangani antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat pada Koperasi Kegiatan di Bidang Pertahanan;

6. Untuk memperkuat kerjasama dalam mencegah dan memberantas tantangan non-tradisional dalam keamanan regional, termasuk manajemen dan respon bencana, keamanan maritim, kontra-terorisme, penyelundupan migran dan perdagangan manusia, perdagangan narkoba, perdagangan gelap bahan nuklir dan sumber radioaktif, penyakit menular, korupsi, pencucian uang, cyber crime dan kejahatan ekonomi internasional, sumber daya alam kejahatan, penebangan liar dan perdagangan liar, penangkapan ikan yang tidak diatur dan tidak dilaporkan, melalui peningkatan kapasitas, manajemen perbatasan, pertukaran informasi dan mekanisme konsultasi bilateral reguler; dan melalui ASEAN dan ARF, serta melalui Pusat Penegakan Hukum Jakarta Cooperation (JCLEC);

7. Untuk menegaskan kembali peranan ASEAN sebagai penggerak utama dalam mengembangkan kerjasama regional melalui pembentukan ASEAN Community, serta peran penting Amerika Serikat dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan di Asia Tenggara, termasuk melalui aksesi terhadap Perjanjian ASEAN dari Amity dan Kerjasama, dan melalui upaya untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan Perjanjian di Asia Tenggara Zona Bebas Senjata Nuklir;

8. Untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional melalui kerjasama dalam mencapai perlucutan senjata dan non-proliferasi Senjata Pemusnah Massal (WMD), sesuai dengan Perjanjian Nuklir Non Proliferasi, Konvensi Senjata Kimia dan Konvensi Senjata Biologi, serta ratifikasi mengejar dari Comprehensive Test Ban Treaty Nuklir (CTBT);

9. Untuk meningkatkan kerjasama dalam memperkuat operasi penjaga perdamaian PBB, melalui antara lain, meningkatkan kapasitas pusat pelatihan penjaga perdamaian di Indonesia, serta mendukung pembentukan pusat pelatihan polisi penjaga perdamaian. Pusat-pusat di masa depan dapat berfungsi sebagai hubungan jaringan untuk pusat pelatihan penjaga perdamaian regional;

10. Untuk meningkatkan kerjasama yang erat dalam penegakan hukum dan bantuan hukum, termasuk untuk tujuan pemulihan aset internasional baik dari yurisdiksi masing-masing dari kedua negara atau negara-negara ketiga dalam instrumen legal internasional yang relevan; untuk terus bekerja menuju perjanjian bilateral bantuan timbal balik hukum;

11. Untuk bekerja erat dalam isu-isu kelautan dan urusan laut melalui pertukaran informasi, dan membangun kemampuan untuk tumpahan bahan berbahaya respon;

12. Untuk mempertahankan upaya menuju reformasi yang efektif dari sistem PBB, dengan tujuan untuk memperkuat multilateralisme dan memperkuat peran PBB dalam memelihara dan mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional.

– Kerjasama di bidang Ekonomi dan Pembangunan

1. Untuk memperluas dan memperdalam kerja sama di bilateral, regional, dan multilateral untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, dan kesejahteraan kedua bangsa dan perekonomian dunia;

2. Untuk bekerja sama untuk mendukung bilateral, regional dan multilateral dalam upaya pengentasan kemiskinan termasuk melalui pengaturan teknis tripartit;

3. Untuk bekerja sama dalam mendukung perdagangan yang terbuka, adil, dan transparan berdasarkan peraturan internasional dan sistem keuangan;

4. Untuk meningkatkan kolaborasi dalam badan multilateral dan regional, World Trade Organization, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), G-20 Pemimpin Proses, dan PBB dan ASEAN untuk menghadapi tantangan dan peluang globalisasi melalui perdagangan dan investasi, dan pembangunan berkelanjutan melalui forum multilateral dan regional;

5. Untuk meningkatkan perdagangan bilateral dan investasi melalui Perdagangan dan Investasi Framework Agreement (TIFA), kelompok kerja pada barang-barang pertanian dan industri, jasa, investasi, dan hak kekayaan intelektual, dan kelompok kerja dibuat di bawah Nota Kesepahaman tentang Illegal Logging dan Asosiasi Perdagangan;

6. Untuk meningkatkan perdagangan bilateral melalui fasilitasi perdagangan, pengurangan lebih jauh hambatan perdagangan termasuk hambatan non-tarif, dan stimulasi dialog antara komunitas bisnis kami;

7. Untuk meningkatkan kerjasama investasi bilateral dengan meningkatkan dialog antara otoritas investasi kami, mengurangi hambatan terhadap investasi bilateral dan mengambil langkah-langkah lain untuk meningkatkan iklim investasi kami;

8. Untuk memperluas ikatan US-ASEAN dalam bidang perdagangan dan investasi dengan memelihara keterlibatan dan kemajuan dalam rencana kerja ASEAN-AS Perdagangan dan Investasi Penyusunan Kerangka (TIFA);

9. Untuk mempercepat pelaksanaan ASEAN-US Enhanced Partnership dan melanjutkan bantuan pengembangan kapasitas di bawah Visi Pembangunan ASEAN untuk Meningkatkan Integrasi Ekonomi (ADVANCE) program dan ASEAN-AS Bantuan Teknis dan Pelatihan Facility (TATF), untuk mendukung realisasi Komunitas ASEAN tahun 2015;

10. Untuk meningkatkan kerjasama antara kedua negara dengan mendorong masyarakat bisnis untuk mengembangkan pameran dan misi perdagangan, pariwisata, dan investasi;

11. Untuk meningkatkan perlindungan yang lebih baik dan penegakan hak kekayaan intelektual;

12. Untuk mempromosikan pertanian berkelanjutan, kehutanan, perikanan dan lingkungan dengan menciptakan sebuah proses untuk meningkatkan kerjasama di: a) peningkatan kapasitas termasuk kemampuan sumber daya manusia, b) berbagi penelitian dan teknologi, termasuk makanan dan strategi gizi, c) penerapan teknologi baru termasuk bioteknologi; d) peternakan ke jaringan pasar dan diversifikasi produk untuk usaha kecil dan menengah (UKM); e) adopsi dan pelaksanaan diakui secara internasional, standar pangan berbasis ilmu pengetahuan dan peraturan yang konsisten dengan janji yang kedua negara pihak, (f) ekosistem berbasis pendekatan kepada manajemen, dan (g) fasilitasi perdagangan;

13. Untuk memperkuat kemitraan untuk meningkatkan ketahanan pangan yang berkelanjutan melalui peningkatan perdagangan dan inovasi, melalui investasi dalam memelihara produksi pangan, pengolahan, transportasi, pemasaran, dan penelitian-penyuluhan, melalui pengembangan dan penerapan kebijakan ekonomi yang sehat, dan melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia;

14. Untuk bekerja sama pada metode untuk memerangi perdagangan ilegal produk-produk berbasis sumber daya alam;

15. Untuk memperluas dan memperdalam kerja sama pembangunan dan upaya untuk mengatasi tantangan pembangunan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Millenium Development Goals PBB;

16. Untuk menegaskan kepentingan bersama kami dalam menjelajahi Millenium Challenge Account (MCA) kompak untuk Indonesia sesuai dengan Millenium Challenge Corporation dan prioritas Pemerintah Indonesia, persyaratan dan prosedur dengan tujuan menguntungkan rakyat Indonesia;

17. Untuk memperkuat kerjasama untuk meningkatkan kapasitas usaha kecil dan menengah (UKM) untuk tumbuh, berkembang, dan memiliki akses ke pasar internasional bilateral dan;

18. Untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan sektor penerbangan sipil (termasuk infrastruktur), yang mengarah ke kerjasama yang lebih besar dan peluang bagi pertumbuhan ekonomi;

19. Untuk bekerjasama dan berkolaborasi dengan tujuan untuk mengembangkan akses yang sesuai dan mekanisme pembagian keuntungan mengenai sumber daya genetik;

20. Untuk meningkatkan kerjasama media cakupan tujuan wisata masing-masing negara dan sumber daya dan untuk meningkatkan jaringan antara agen-agen perjalanan di kedua negara sebagai alat untuk mengembangkan paket wisata menarik;

21. Untuk meningkatkan kerja sama pada pengembangan pariwisata berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat berbasis pariwisata melalui bantuan teknis dalam rangka melestarikan pariwisata ramah lingkungan dan mengurangi kemiskinan, termasuk dengan menggunakan forum APEC untuk memfasilitasi kerja sama daerah;

22. Untuk meningkatkan kerja sama konservasi hutan, pengelolaan hutan lestari, dan hutan penegakan hukum dan pemerintahan, melalui dialog kebijakan bilateral, bantuan teknis bilateral, proses dan lembaga antar pemerintah yang relevan, Heart of Borneo Initiative, AS-Indonesia Tropical Forest Conservation Act perjanjian, dan kerjasama bilateral lainnya;

23. Untuk memperkuat kerjasama dalam mempromosikan pengelolaan berkelanjutan sumber daya laut dan pesisir, konservasi keanekaragaman hayati, mempromosikan praktek penangkapan ikan yang bertanggung jawab, dan praktek budidaya yang baik, termasuk melalui kerjasama bilateral dan regional Coral Triangle Initiative pada Terumbu Karang, Perikanan dan Ketahanan Pangan;

24. Untuk bekerja sama meningkatkan pelaksanaan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), konsisten dengan Bali Road Map, mengakui perlunya untuk lebih mengoperasionalkan Accord Kopenhagen dan terus mengejar tujuan akhir UNFCCC. Untuk memperkuat kerja sama bilateral kami dalam kegiatan iklim terkait, untuk mengembangkan konsultasi dan kerjasama tindakan untuk melestarikan lahan gambut sebagai penyimpanan karbon, untuk mengurangi emisi dari deforestasi, degradasi hutan dengan kegiatan kemungkinan pembentukan demonstrasi di REDD di Indonesia, dan adaptasi, termasuk pelaksanaan Deklarasi Manado Ocean;

25. Untuk memperkuat hubungan bilateral dan kerjasama dalam keamanan energi dan untuk mempromosikan pengembangan energi yang berkelanjutan, termasuk sumber-sumber baru dan energi terbarukan, efisiensi energi, konservasi energi dan teknologi ditingkatkan. Ini akan dilakukan melalui pengembangan kapasitas dan kerjasama teknis mungkin teknologi, dan inisiatif kesadaran publik didukung oleh Indonesia-AS Dialog Kebijakan Energi (EPD);

26. Untuk meningkatkan kerja sama untuk mempromosikan energi nuklir untuk tujuan damai, dalam kerangka Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Republik Indonesia Damai Mengenai Penggunaan Tenaga Nuklir sebagaimana telah diubah;

27. Untuk memperkuat kerja sama bilateral dalam pengelolaan lingkungan, termasuk: mempromosikan penguatan kerangka lingkungan, pengembangan kapasitas kelembagaan, tata lingkungan dan pemantauan, pendidikan lingkungan, kesadaran dan partisipasi masyarakat, kebijakan dan program untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi emisi beracun (misalnya merkuri), akses dan peningkatan dan kualitas sumber daya air, termasuk melalui pengembangan rencana pengelolaan sumberdaya air berbasis DAS; mengurangi emisi metana melalui Methane ke Pasar Kemitraan, dan mempromosikan pembangunan ketahanan iklim dan upaya pengurangan.

– Sosial-budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kerjasama yang lain

1. Untuk meningkatkan kerjasama dalam perlindungan sosial, jaminan sosial, transfer tunai bersyarat, dan bantuan sosial (untuk keluarga, anak-anak, bencana alam dan sosial, cacat, rentan);

2. Untuk bekerja sama untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik dari orang-orang dari agama yang berbeda dengan mempromosikan dialog antar-iman dan global dialog antar-media yang akan memajukan perdamaian, toleransi dan penghormatan terhadap agama, keragaman etnis dan budaya melalui seminar atau dialog yang melibatkan pemimpin agama dan masyarakat sipil, akademisi dan orang-orang media, untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik dari orang-orang dari agama yang berbeda;

3. Untuk meningkatkan kerjasama dalam mendorong dialog antar budaya dan dialog regional media untuk meningkatkan rasa hormat dan toleransi untuk kearifan lokal, nilai-nilai sosial yang beragam dan budaya tradisional dan adat, termasuk dengan pembentukan Pusat Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat dan sebaliknya, dan bersama-sama menyelenggarakan konferensi, simposium atau lokakarya yang melibatkan para pemimpin lokal informal, pemimpin tradisi, akademisi, dan ahli dalam rangka untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik antara kedua negara;

4. Untuk memberikan bantuan timbal balik dan kerjasama untuk perlindungan, pelestarian, dan pemulihan warisan budaya dan sejarah, baik berwujud dan tidak berwujud, sesuai dengan hukum dan peraturan masing-masing negara, meningkatkan kerja sama untuk memerangi penjarahan, perdagangan ilegal dan penyelundupan cagar budaya bergerak antara Indonesia dan Amerika Serikat;

5. Untuk bekerjasama dalam pemeliharaan, pelestarian dan penggunaan pendidikan arsip (arsip sejarah, naskah, dan film dokumenter); pertukaran dan kolaborasi dalam seni, film, media, dan pameran, serta bidang-bidang kerjasama yang telah disepakati oleh para Pihak , dalam rangka untuk mengenali warisan budaya di kedua negara;

6. Untuk mempromosikan kontak seseorang, think tank kerjasama, serta interaksi budaya, termasuk pertukaran pemuda, para ahli dan pertukaran peneliti, tukar resmi dan magang;

7. Untuk memperkuat kerjasama dalam keadaan darurat dan kesiapsiagaan bencana, bantuan, dan mengurangi sosial manusia, ekonomi, dan dampak lingkungan dari bencana melalui kerjasama ilmiah pada solusi yang inovatif, dan membangun masyarakat yang tangguh dan meningkatkan keselamatan warga melalui peningkatan kapasitas ditingkatkan, pertukaran informasi, dan pelatihan dalam keadaan darurat dan manajemen bencana;

8. Untuk bekerja sama dalam pencarian dan penyelamatan (SAR) kegiatan / jasa, yang meliputi pembangunan kapasitas, pertukaran informasi, latihan bersama SAR dan operasi SAR bersama;

9. Untuk mengintensifkan kerjasama pendidikan untuk meningkatkan kualitas sekolah kurikulum dan pendidik, meningkatkan daya saing global, dan mempromosikan akses yang sama terhadap pendidikan;

10. Untuk meningkatkan kerjasama kemitraan pendidikan dan penelitian, termasuk beasiswa untuk gelar pasca sarjana dan pasca program doktor, pertukaran siswa dan guru / dosen / ilmuwan, penelitian bersama, publikasi program gelar bersama, dan kemitraan universitas, dan pengakuan bersama atas gelar akademik dan sertifikat, serta meningkatkan pendidikan menengah di Indonesia;

11. Untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan beradaptasi pendidikan, termasuk pendidikan teknik / kejuruan / pelatihan keterampilan dengan mengembangkan program bantuan teknis di tingkat menengah dan pendidikan tinggi, dan untuk mempromosikan kewirausahaan;

12. Untuk mengembangkan kemitraan untuk membuat bagian teknologi informasi pendidikan setiap anak;

13. Untuk memperkuat kerjasama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, termasuk penelitian dan pengembangan proyek di daerah yang disepakati bersama, melalui pengembangan ilmu teknologi dan perjanjian bilateral dan Pusat Excellence Ilmiah berdasarkan kepentingan bersama dan saling menguntungkan;

14. Untuk mengikuti kegiatan koperasi di ruang aplikasi teknologi, pendidikan dan penelitian untuk memajukan solusi untuk tantangan global termasuk manajemen bencana dan pemantauan perubahan iklim;

15. Untuk mengembangkan suatu kerangka luas untuk kerjasama kesehatan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Komisi Bersama diketuai oleh Menteri Luar Negeri AS dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia. Komisi Bersama serta Kelompok Kerja membantu kedua negara dalam melaksanakan prioritas yang tercantum dalam Rencana Aksi ini dan dalam mengatasi tantangan bersama.

Untuk memfasilitasi pekerjaan Komisi Bersama dalam menangani prioritas-prioritas yang tercantum dalam Rencana Aksi ini, kedua negara bermaksud untuk memperkuat kelompok kerja yang ada serta untuk membentuk kelompok kerja baru, yang mungkin saling menentukan, berdasarkan Rencana Aksi ini.
(eis/ape)

Read Full Post »

Older Posts »